Jumat, 23 Desember 2016

Peluang Emas Bercampur Intan Permata?

Kalimat ajaib ini sempat heboh di dunia persepakbolaan Indonesia saat Tim Nasional Indonesia melenggang sampai babak akhir piala AFF beberapa saat lalu. Kalimat ini cukup menggelitik bagi saya yang memiliki latar belakang di dunia tambang karena tidak masuk akal dari keilmuan saya.
  
 
Meme Terbaik Sepanjang AFF 2016
(Sumber: img.okezone.com)

Secara proses pembentukan (genesa), emas adalah salah satu elemen yang berasal dari cairan hidrotermal dan sering kali (walau tidak selalu) berasosiasi dengan perak dan tembaga. Contoh yang paling mudah ditemui adalah dari tambang di Tembagapura atau Batu Hijau sana yang mengekstraksi batuan bijih untuk selanjutnya diolah menjadi mineral berharga, yang antara lain adalah tembaga, emas dan perak dengan masing-masing kadar yang berbeda dan tentunya tidak seluruh area akan ekonomis untuk dieksploitasi. Sedangkan, intan permata memiliki susunan kimia karbon yang tidak dapat ditemukan bersamaan dengan deposit emas dimana pun.

Dari sisi metalurgi, emas juga tidak bisa diolah bersama intan permata. Dalam ilmu metalurgi dikenal proses elektroforesis yang dengan istilah mudahnya adalah melapisi dengan mengalirkan listrik yang dengan proses ini suatu logam dapat terlapisi emas atau logam lain. Intan permata ini bukanlah salah satu jenis logam sehingga tidak bisa mengaplikasikan proses ini.

Mungkin kalau komentatornya dulu sempat belajar genesa dan metalurgi, dia mungkin akan memberi komentar seperti ini:

Peluang Emas Bercampur Perak dan Tembaga!!!

Semoga dengan hasil kemarin yang didapat timnas, Indonesia dapat berkaca diri untuk terus memperbaiki diri supaya menjadi lebih baik lagi…

NB: mohon jangan ditelan mentah-mentah tulisan ini, unek-unek yang tidak jelas di sini hanya bentuk isi kepala penulis saat ini. Terimakasih

Selasa, 18 Oktober 2016

Mendarat di Jerman.. Was soll ich dann tun? (Apa yang harus saya lakukan selanjutnya?)

Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

Akhirnya raga ini sampai juga di tanah Jerman setelah perjuangan (menunggu) yang lama untuk bisa kuliah di salah satu universitas teknik terbaik di Jerman, RWTH Aachen. Saya tidak (mungkin belum) akan bercerita tentang RWTH Aachen, kali ini saya akan membagikan pengalaman saya setalah mendarat di Jerman.

Josef Kirsche

Saya mendarat hari Senin tanggal 3 Oktober 2016, hari itu bertepatan dengan hari persatuan Jerman Barat dan Timur sehingga menjadi hari libur nasional. Saya memilih mendarat waktu tersebut dikarenakan Hausmeister (Landlord) saya tidak bisa memberikan kunci kamar pada hari libur. Hal ini mungkin dapat menjadi pertimbangan bagi yang akan menentukan kedatangan karena pada hari libur hampir semua bisnis tutup begitu juga dengan urusan apartemen.

Mendarat di Aachen Hauptbahnhof

Saya saat mendarat tidak langsung  ke Wohnung (tempat tinggal) saya karena saya mempunyai jadwal yang ketat pada awal kedatangan. Saya baru bisa masuk Wohnung pada tanggal 4 jam 18 waktu setempat. Setelah dijemput oleh Kang Ihsan dan Mas Fahmi, saya bertolak ke Wohnung Mas Fahmi. Saya waktu berencana untuk melakukan Stadtanmeldung pada tanggal 4 pagi.

Stadtanmeldung ini sangat penting untuk penduduk baru di sebuah kota (baik itu warga Jerman atau Auslaender). Syarat untuk Stadtanmeldung ini adalah Wohnungsgeberbestaetigung (WGB) dan paspor (bisa juga berbeda tergantung kota). Kebetulan saya telah meminta WGB ini kepada staff Wohnung saya sebelum keberangkatan saya sehingga saya sudah bisa registrasi di kota tanpa memiliki kunci terlebih dahulu. Kantor registrasi kota baru dibuka jam 8 pagi, tetapi saya sudah siap datang jam 7.20 dan di sana pun sudah ada antrian beberapa orang. Saran saya adalah datang sepagi mungkin untuk menghindari antrian atau membuat termin secara online terlebih dahulu. Setelah mengambil nomor antrian sebelum pukul 8, saya menunggu sejenak sampai dipanggil untuk melakukan registrasi. Prosesnya sekitar 10 menit, setelahnya akan diberikan dokumen Anmeldenbestaetigung dan paket penawaran untuk wisata di kota tersebut.

Anmeldebestaetigung

Setelahnya saya segera menuju ke kampus yang letaknya tidak begitu jauh dari kantor registrasi itu untuk melakukan enrollment. Jadwal enrollment saya adalah jam 9 pagi (masih terkejar dengan jadwal registrasi di kota sebelumnya). Setelah sampai di tempat enrollment, saya menanti sejenak untuk mengantri dan melakukan enrollment di kantor tersebut. Proses enrollment ini berlangsung sekitar 15 menit yang kebanyakan stafnya menginput data ke komputernya dan menjelaskan beberapa hal yang penting. Harap dicatat bahwa syarat enrollment ada cukup banyak, salah satunya adalah surat keterangan dari perusahaan asuransi bahwa mahasiswa tersebut sudah dilindungi oleh asuransi mereka atau surat pernyataan lainnya (biasanya kasus khusus untuk mahasiswa doktorat). Saya sudah memiliki dokumen asuransi ini sebelum belum berangkat ke Jerman (jangan tanya di mana dapatnya karena khusus internal beasiswa saya :D ). Bagi yang belum punya, sebelum melakukan enrollment harus sudah mengunjungi salah satu kantor asuransi publik di Jerman dan mendapat surat pernyataan dari mereka. Syarat lainnya antara lain adalah Zulassungbescheid (LOA), IELTS atau sertifikat bahasa yang digunakan untuk mendaftar, ijazah dan transkrip terakhir. Setelahnya, staf enrollment-nya akan memberikan Studienbescheinigung dan (mungkin berbeda di setiap kampus) lembar transfer untuk semester fee yang juga berisikan kupon untuk mengaktifkan layanan IT yang menurut saya sangat penting untuk masa serba terkomputerisasi saat ini.

Studienbescheinigung Sementara

Setelah selesai saya segera pergi ke kantor bank yang mempunyai cukup banyak cabang di kota ini. Saya kira saya dapat langsung membuat akun bank pada hari tersebut, tetapi saya baru bisa mendapat termin keesokan harinya jam 12 siang. Setelah membuat termin, saya langsung kembali ke wohnung teman saya sebelum saya pada sorenya pindahan ke Wohnung baru saya. (Saat saya menemani teman saya mengurus akun bank yang sama di tempat yang sama, ternyata teman saya lebih beruntung karena bisa langsung mengurus akun bank tanpa harus membuat termin)

Saya masuk ke wohnung saya sekitar jam 18 karena Hausmeister saya baru bisa melayani pukul 18 s.d. 20. Saya diberikan 2 kunci, kunci pertama adalah kunci untuk masuk apartemen, kamar dan ruang laundry (kunci universal sepertinya tapi tidak bisa buka kamar orang lain >.<), kunci kedua adalah kunci untuk membuka kotak surat. Saya kira semua apartemen rata-rata dibagi kuncinya seperti itu. Setelah hari yang melelahkan berputar-putar kampus, saya bisa beristirahat (masih numpang karena malas rapi-rapi).

Hari kedua saya menepati appointment saya untuk membuat akun bank. Saya lebih memilih mengambil akun untuk pelajar di bawah 30 tahun khususnya yang tidak menggunakan credit card (versi pak tani lah pokoknya) dan (paling penting) tidak ada biaya bulanan. Saya membutuhkan Studienbescheinigung, Anmeldenbescheinigung, dan paspor untuk membuka akun bank. Ada cukup banyak dokumen yang harus ditanda tangan dan berisi banyak bahasa jerman. Saya percaya dengan bank yang saya, jadi saya tanda tangan semuanya (dengan tentunya sudah dijelaskan oleh staf bank nya). Saya diberitahu bahwa kartu saya akan sampai ke saya sekitar satu minggu setelah akun saya aktif (pada waktu yang saat pendaftaran akun). Saya memasukkan beberapa uang euro saya ke dalam akun tersebut karena akan digunakan untuk pembayaran semester fee saya nantinya. Untuk online banking, ada dua metode konfirmasi yang digunakan (token kalau di Indonesia), pertama adalah menggunakan smsTAN (kode token yang kodenya dikirim ke hp via SMS (0.09 euro per TAN), kedua adalah menggunakan electronic TAN yang menggunakan token (yang lebih canggih disbanding di Indonesia) dengan harga 10 Euro. Saya memilih menggunakan electronic TAN karena saya senang menggunakan transaksi online dan saya pikir menggunakan TAN pribadi yang bukan via hp akan lebih aman kalau hapenya hilang.

Electronic TAN

Hari ketiga saya melakukan pembayaran semester fee saya karena saya disarankan untuk melakukannya 2 hari setelah enrollment untuk memberi waktu kepada staf enrollment untuk memasukkan data ke system besar. Berhubung saya tidak bisa mengakses online banking karena kartu saya belum sampai (ya, TAN electronic memerlukan kartu untuk mengaksesnya), saya melakukan pembayaran menggunakan manual. Form yang diberikan petugas enrollment sebelumnya saya lengkapi dengan informasi akun bank saya, selanjutnya saya berikan lembar tersebut ke kantor cabang bank saya yang terdekat. Karena saya menggunakan beasiswa, saya perlu bukti pembayarannya. Buktinya kebetulan terdapat di sebelah lembar transfer tersebut dan lembar itu tidak digunakan untuk kebutuhan transfer bank, selanjutnya saya meminta cap dari mereka untuk bukti kalau saya telah membayarnya untuk seteahnya akan saya gunakan untuk reimburse.

Pembayaran yang menggunakan bank di Jerman ini termasuk yang paling lama. Tidak pernah saya temukan sampai saat ini transaksi yang real time, hampir semua transfer membutuhkan waktu sekitar 1 hari. Informasi ini bisa dijadikan patokan teman-teman untuk melakukan transaksi perbankan di Jerman.

Kegiatan lain yang tidak kalah penting lainnya yang harus dilakukan adalah mengaktifkan online account kampus. Ada saaaaaaannggaaaaaatttt banyak kegunaan akun kampus ini. Jadi saaaaannngggaaaaatttt penting bagi teman-teman untuk menyimpan segala informasi akun yang berhubungan dengan kampus ini. Saya mendaftar akun saya menggunakan kupon yang saya dapatkan saat enrollment. Setelah memasukkan data-data untuk online account tersebut, akan diberikan akun sebenarnya untuk segala macam urusan kampus. SIMPAN informasi tersebut baik-baik! Kalau di kampus saya, butuh beberapa hari untuk benar-benar dapat mengaktifkan akun ini sepenuhnya. Kalau ingin cepat, bisa hubungi staf yang terkait pembayaran atau IT di kampus. Saya perlu mengunggah foto saya untuk pencetakan kartu pelajar saya.

Beberapa hari ke depan akan datang berbagai macam surat, mulai dari bank hingga Semesterticket. Berhubungan dengan Semesterticket, kartu ajaib ini sangat penting bagi saya yang tinggal di Bundesland NRW karena kartu ini dapat digunakan untuk bepergian gratis seprovinsi NRW ini. Biaya semesterticket ini sudah termasuk ke dalam semester fee. Ada beberapa kali kelas perkenalan yang saya datangi, tetapi untuk program master seperti saya ini yang paling penting adalah pertemuan dengan program studi saya sendiri (lingkup paling kecil).

Semesterticket

Bluecard RWTH Aachen

Jangan lupa untuk mendaftar kuliah setelah akun kampus sudah dapat digunakan. Beberapa mata kuliah memiliki deadline untuk pendaftaran kuliahnya walaupun beberapa kelas tidak mensyaratkan kehadiran. Jika bermasalah (semoga tidak), bisa menghubungi Fachcoordinateur/in departemen masing-masing. Untuk mendapatkan kontaknya silakan cari di website universitas masing-masing. Kebetulan Fachcoordinateurin saya ini sangat baik dan menolong. Saya sudah melakukan kontak dengan beliau sebelum saya memiliki LOA, saya melakukan perubahan LOA saya, hingga pemilihan kuliah saat ini. Jadi jalinlah hubungan yang baik dengan mereka dan juga tentuya dengan professor masing-masing. Jika hubungan kalian baik dengan mereka, mereka akan memberikan banyak informasi bermanfaat kepada kita, seperti saya contohnya saya disarankan untuk merubah jadwal kuliah saya karena alasan dosen yang kurang menarik dan juga ditawarkan untuk Sprachkurs yang dibiayai fakultas.

Saran saya sebelum berangkat, persiapkan seluruhnya apapun yang diperlukan. Antisipasi segala kesulitan nantinya. Cari teman yang bisa diajak susah bareng, kalau seneng bareng udah pasti itu. :D

Blog kali ini saya dedikasikan untuk penolong saya selama di Aachen dengan masakan ayam bakar impor Belanda jumbonya yang sedap dan teman-teman dari keluarga beasiswa saya di kota Aachen.

Mohon maaf bila ada salah kata. Sampai jumpa di blog saya lainnya.

Bis später.. :)

Salam dari Musim Gugur di Pinggiran Kota Aachen

Wassalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

Sumber:
A Practical Guide for your First Steps after Arrival in Aachen - International Academy RWTH Aachen

Sabtu, 11 Juni 2016

Mengurus Visa Nasional (Residence Permit) Jerman untuk Studi

Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

Alhamdulillah bisa disempatkan untuk membuat blog lagi.

Kalau kemarin-kemarin saya membahas tentang mencari beasiswa LPDP dan mencari tempat kuliah, kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya dalam membuat visa nasional (Residence Permit) Jerman. Visa nasional ini adalah visa untuk tinggal di Jerman dengan tujuan antara lain:
  • Kumpul keluarga
  • Studi
  • Kursus Bahasa lebih dari 90 hari
  • Bekerja
  • Praktek kerja
  • Au-pair
  • Kerja Sosial

Pada bahasan ini saya akan mengkhususkan untuk tujuan studi yang telah saya jalani dan khususnya lagi ingin S2 menggunakan beasiswa LPDP tapi tidak menutup kemungkinan juga saya akan menceritakan hasil baca-baca saya untuk studi selain yang seperti saya. Isi dalam blog ini berdasarkan pengalaman saya pada pengurusan visa tanggal 8 Juni 2016.

Pesan pertama saya, jika sudah memiliki Zulassung, LOA atau surat-surat sejenis, SEGERA buat termin di kedutaan untuk pembuatan visa di tautan ini. Setelah membuat termin, segera lengkapi berkas-berkas yang diminta. Kenapa saya tekankkan ini? Karena pembuatan visa nasional akan memakan waktu 6-8 minggu dan kuota termin yang tersedia perharinya sangat sedikit (bahkan saya harus membuat termin 1 bulan sebelumnya).

Untuk pengurusan visa ini dilakukan sendiri dan tidak dapat diwakilkan.

Sekarang masuk ke berkas apa saja yang dibutuhkan untuk mengurus visa. Berkas yang dibutuhkan untuk visa nasional dengan tujuan studi adalah (semua berkas dalam bentuk fisik dan dibuat 2 lembar, kecuali surat konfirmasi termin yang hanya butuh 1 lembar) (berdasarkan link visa nasional dan studi dari Kedutaan Jerman):

  1. Surat konfirmasi termin pembuatan visa (dikirim lewat E-Mail atau print halaman terakhir saat pembuatan termin)
  2. Formulir aplikasi yang diisi lengkap (dapat diambil di kedutaan saat pengurusan visa atau print sendiri) Link Formulir
  3. Lembar pernyataan undang-Undang izin tinggal (tinggal menyilang yang sesuai) Link Lembar Pernyataan
  4. Foto biometrik latar putih atau abu-abu (3,5 cm x 4,5 cm, wajah 80%)
  5. Paspor yang masih belaku & 2 lembar fotokopi halaman yang berisi data diri (halaman data pribadi dan halaman alamat di belakang atau kalau ada penambahan nama)
  6. Polis asuransi perjalanan (penjelasan di bawah)
  7. Biaya 60 Euro (dalam rupiah tapi yang ini tidak perlu 2 lembar ya..)
  8. Riwayat hidup (Curriculum Vitae) berbentuk tabel
  9. Bukti pembiayaan (LOS dan/atau LOG dari LPDP atau dokumen sejenis) atau blocked account kalau pembiayaan bukan dari beasiswa
  10. Zulassung atau LOA atau surat penerimaan dari universitas yang sejenis
  11. Legalisir ijazah terakhir dan transkrip (bahasa Indonesia dan terjemahannya) (tidak disebut di persyaratan kalau sudah punya LOA tapi biar nggak ditanya sama mbak-mbaknya, lebih baik dilengkapi)
  12. Motivation letter (walaupun tidak diminta oleh mereka tapi saya lampirkan saja motlet yang saya gunakan untuk mendaftar universitas)


Contoh Foto Biometris

Asuransi perjalanan yang dibutuhkan untuk ke Jerman seharusnya memiliki Uang Pertanggungan minimal 30.000 Euro dan mencakup 3 bulan. Tapi setelah saya lihat sendiri kemarin di kedutaan dan dari pengalaman teman-teman lain, tidak perlu mengambil yang pertanggungannya sebesar itu. Untuk perusahaan asuransi bisa memilih dari list yang ada di link ini. Bagaimana cara mengurusnya? Silakan buka link perusahaan asuransi yang diinginkan, sesuaikan paket dengan kebutuhan visa, lalu hubungi agen mereka (silakan cari kontak mereka di situs tersebut).

Pengisian aplikasi sering menjadi pertanyaan bagi para pelamar visa. Berikut saya berikan kisi-kisi dalam pengisian serta data apa yang harus diisi:

 
Formulir Aplikasi Visa Nasional

Angaben zum Antragsteller
  • Familienname: nama belakang
  • Fruehere Familienname: nama belakang sebelum menikah
  • Vorname: nama depan
  • Geburtsdatum: tanggal lahir (DD.MM.YYYY)
  • Geburtsort: kota kelahiran
  • Geburtsland: INDONESIEN
  • Derzeitige Staatsangehoerigkeit: INDONESISCH
  • Fruehere Staatsangehoerigkeit: kosongkan kalau belum pernah pindah kewarganegaraan
  • Familienstand: silang yang sesuai
  • Gechlecht: silang yang sesuai
  • Art der Reisedokuments: Reisepass (kalau paspor hijau) atau Dienstpass (kalau paspor bitu)
  • Nummer der Reisedokuments: nomer paspor
  • Ausstellungsdatum: tanggal terbit (ada di dalam paspor)
  • Gueltig bis: tanggal kadaluarsa (ada di dalam paspor)
  • Ausgestellt durch: kantor imigrasi yang mengeluarkan (ada di dalam paspor)
  • Aufenthaltstitel Nr.: kosongkan
  • Gueltig bis: kosongkan
  • Strasse, Hausnummer: alamat lengkap sampai dengan kecamatan
  • Postleitzahl, Ort: kodepos, kota
  • E-Mail Addresse: alamat e-mail
  • Telefonnummer: nomer telepon rumah Indonesia
  • Mobilfunknummer: nomer HP Indonesia


Angaben zur Ehegattin | Angaben zu Kindern | Angaben zu den Eltern

  • Hampir sama dengan data diri sebelumnya tetapi diisi dengan data diri istri/suami (Ehegattin/Ehegatten), semua anak (Kindern), dan orangtua (Eltern)


Haben Sie sich bereits frueher in der Bundesrepublik Deutschland aufgehalten?
  • Isi Ja, jika pernah ke Jerman sebelumnya dengan tujuan apapun. Kalau belum isi dengan Nein
  • Jika pernah sebutkan 5 perjalanan terakhir ke sana


Vorgesehener Aufenthaltsortinder Bundesrepublik Dutschland
  • Isikan alamat tempat  tinggal jika diketahui, jika belum bisa isikan dengan alamat teman yang sekota dengan Universitas


Wird staendiger Wohnort ausserhalb der Bundesrepublik Deutschland beibehalten?
  • Isi dengan Nein jika tidak berminat menjadi Permanent Resident di Jerman


Sollen Familienangehoerige mit einreisen?
  • Karena saya tidak berencana membawa keluarga ke sana, saya isi Nein.

Zweck des Aufenthalts in der Bundesrepublik Deutschland
  • Studium

Referenzen
  • Isikan dengan data staff universitas yang membantu terbitnya LOA atau professor terkait

Erlenter und ausguebter Beruf
  • Isikan dengan bidang pekerjaan

Beabsichtigte Dauer des Aufenthalts in der Bundesrepublik Deutschland
  • Isikan tanggal perkiraan kedatangan  dan kepulangan (sesuaikan dengan tanggal Enrollment dan durasi perkuliahan)

Aus welchen Mitteln wird der Lebensunterhalt bestritten?
  • Isikan dengan STIPENDIUM jika pendanaan berasal dari beasiswa (saya juga menyebutkan LPDP sebagai lembaga beasiswanya)

Besteht Krankenversicherungsschutz fuer die Bundesrepublik Deutschland
  • Ja

Sind Sie vorbestraft?
  • Nein jika tidak pernah (ketahuan) terlibat dalam kejahatan


Dua pertanyaan panjang terakhir saya isi NEIN. Karena yang pertama berhubungan dengan pernah dideportasi dan yang kedua berhubungan dengan penyakit menular.

Setelah selesai isikan kota dan tanggal pengisian serta ditandatangan di sebelah kanan.

Setelah dokumen-dokumen lain dilengkapi tinggal menunggu waktu terminnya datang.

Kedutaan Jerman berada di Jl. M.H. Thamrin No. 1. Seumur-umur saya lewat jalan itu, saya baru tahu di sana nomer 1 nya. Lokasinya berada di seberang wisma BCA yang nempel Grand Indonesia. Kalau naik busway bisa turun di Halte Tosari ICBC (1 halte setelah Dukuh Atas 1 kalau dari arah Blok M), kalau KRL bisa turun di Stasiun Semanggi, kalau dari Bandung bisa naik travel turun di Blora, kalau Go-Jek atau taxi sih bisa langsung di depannya. Gedung kedutaan ini berada di sebelah timur Jl. Semanggi dan perlu jalan sehat agak lumayan kalau dari moda transportasi umum biasa kesana.

 
Lokasi Kedutaan Jerman

Saya mendapat termin jam 10 untuk hari Rabu, saya datang dari jam 9.15 di kedutaan dan diperbolehkan masuk dengan menunjukkan paspor dan surat konfirmasi termin yang dikirim lewat email. Setelah lewat gerbang pertama, saya diminta untuk memberikan semua barang elektronik (HP, powebank, kalkulator) kepada mereka, sisa tasnya boleh saya bawamasuk ke ruangan visa. Untuk pengurusan visa dilakukan di atas lewat tangga sebelah kanan dekat pos satpam. Di atas, saya menunjukkan paspor saya kembali ke Bapak di depan pintu dan beliau meminta saya menunggu di depan loket 4 yang ada tempelan Residence Permit dan menunggu untuk dipanggil.

Sambil utak-utik dokumen saya (walaupun nggak diapa-apain karena nggak ada HP buat lock-unlock), saya memperhatikan beberapa orang yang sudah maju duluan buat ketemu Mbak-mbaknya. Saya perkirakan yang menunggu bersama saya ada hampir 10 orang dan setengahnya mengurus untuk Studienkolleg, jadi kenapa termin banyak yang habis karena banyak adik-adik SMA yang lagi urus visa untuk persiapan S1 di sana.

Sampailah kepada giliran saya. Saya diminta memberikan dokumen-dokumen saya lewat laci gaul yang bisa ditarik-tutup. Sambil buka-buka dokumen saya, dia tanya tujuan saya membuat visa dan kapan berangkat. Karena dokumen saya lengkap, si Mbak nggak tanya macem-macem (berharap ditanya rumahnya di mana padahal) dan minta saya memberikan biaya pengurusan visa 920.000 rupiah (60 Euro pada saat itu). Setelahnya saya diminta duduk kembali.

Ada beberapa hasil nguping saya kemarin, pertama, paspor biru tidak dikenakan biaya pengurusan visa, kedua, ada yang dipermasalahkan karena hanya memberikan translate ijazah tetapi legalisir ijazah aslinya tidak disertakan, ketiga, ada yang akan persiapan bahasa atau studkol tapi pernah ditolak pengajuan visanya karena satu dan lain hal (ngupingnya kurang mantep).

Selang waktu agak lama (karena ngurus borongan si Mbak), saya dipanggil lagi untuk mengecek form aplikasi yang belum lengkap dan juga memastikan data dari kertas yang mereka berikan dengan aplikasi itu benar setelahnya saya diminta tanda tangan dan memberikan nomer telpon saya (yes, ditanyain nomer telpon sama Mbaknya :p). Sekitar 10 menit kemudian saya dipanggil lagi untuk mengumpulkan itu dan diberikan kuitansi pembayaran saya serta nomer registrasi visa saya untuk pengambilan nantinya.

 
Bukti Pembayaran dan Nomer Registrasi Visa

Menurut informasi dari si Mbak, visa saya akan selesai antara 6-8 minggu. Untuk pengambilan bisa memberikan paspornya sebelum jam 10 pagi di kedutaan tanpa perlu membuat termin dan dapat diambil hari itu juga. Berhubung visa saya belum jadi, saya belum bisa cerita banyak mengenai pengambilan ini.

Sampai sini dulu saja tulisan saya kali ini, berikut saran utama saya dalam pengurusan visa ini:
  • Buat termin sesegera mungkin setelah ada kepastian kuliah di Jerman
  • Pastikan dokumen lengkap saat pengurusan visa.
  • Banyak-banyak berdoa biar nggak ada masalah sepanjang ngurus visa ini ;)

Semoga bermanfaat untuk teman-teman sekalian..

Update (22/7/2016) : Setelah satu bulan pengurusan sebaiknya tanyakan ke bagian visa kedutaan tentang progress visa. Saya setelah bertanya, langsung diberi konfirmasi bahwa visa saya sudah keluar.

Visa Nasional Jerman Obi :)


Semoga sukses buat kita semua..

Wassalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh


Sumber:



Jumat, 06 Mei 2016

Mengejar LOA dari 3 Negara (Inggris, Australia, dan Jerman)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mumpung semangat menulis masih menggebu-gebu, saya ingin melanjutkan pembahasan tentang topik yang saya bagikan yaitu tentang studi lanjut S2 khususnya. Selain beasiswa, tentunya mendapatkan universitas yang diinginkan juga sangat penting karena kalau bukan diri sendiri yang mencari lembaga beasiswa manapun  tidak  ada yang mencarikan universitas (kecuali beasiswa yang  sudah sepaket dengan universitas contohnya turunan dari Erasmus Mundus).

Oke, untuk bisa masuk ke universitas idaman tentunya harus mempunyai kunci terlebih dahulu dan kunci ini biasanya disebut dengan Letter of Admission/Acceptance (LOA). Surat sakti itu adalah surat yang menyatakan bahwa seseorang diterima untuk dapat melakukan studi di universitas tersebut. LOA ini ada 2 jenis yaitu Unconditional dan Conditional sehingga sesuai penamaannya penerimaannya ada yang bersyarat (harus dipenuhi sebelum daftar ulang) dan tak bersyarat.

Untuk diketahui sebelumnya, saya sudah memegang 3 LOA dari 3 negara yang berbeda jadi cukup beragam nanti ceritanya. Kenapa punya 3 padahal 1 saja sudah cukup? Nanti akan saya ceritakan.

LOA saya berasal dari 3 negara yaitu Inggris (UK), Australia, dan Jerman. Jadi, saya juga akan membagi pembahasan saya menjadi 3 bagian per negara dan biasanya hampir semua universitas dari suatu negara memiliki kebijakan yang mirip dalam seleksi calon mahasiswanya.

Langsung saja dimulai pembahasan pengejaran LOA ini.

1. Inggris

Saya sudah pernah mendaftar di Newcastle University (NCL), saya berharapnya kalau saya kuliah di sana saya bisa ketemu sama Alan Shearer tapi apa daya takdir berkata lain dan saya tidak mengambil kesempatan yang diberikan oleh mereka.

Sebelum mulai mendaftar di satu universitas, pastikan jurusan yang akan didaftarkan sudah sesuai dengan keinginan. Lalu jika sudah dirasa sesuai (atau mungkin dibuat supaya biar sesuai di hati), langsung lihat informasi bagian persyaratan pendaftaran. Mereka biasanya mensyaratkan IPK yang di atas rata-rata (anggaplah IPK 3 sudah di atas rata-rata), lalu persyaratan bahasa seperti minimal IELTS yang harus dicapai (kalau sudah pegang IELTS 9,5 saya kira sudah aman lah). Biasanya hal-hal inilah yang merupakan ganjalan paling besar dalam setiap pendaftaran. Kalau sudah yakin bakal lolos, tahap selanjutnya adalah mempersiapkan dokumen.

Oiya, pendaftaran yang saya lakukan ke NCL ini adalah tanpa agen dan dilakukan secara online.

Dokumen-dokumen umum yang biasa diminta oleh universitas antara lain:
  1. Ijazah (Bahasa Indonesia dan Inggris)
  2. Transkrip Akademik (Bahasa Indonesia dan Inggris)
  3. Curriculum Vitae
  4. Personal Statement / Motivation Letter (biasanya apa yang harus ditulis disebutkan dalam persyaratan)
  5. Surat Rekomendasi dari 2 orang yang dapat merepresentasikan teman-teman dengan baik.
  6. IELTS Test Result
  7. Passport

Unconditional LOA dari Newcastle University

Karena pendaftarannya online, jadi sangat memudahkan sekali bagi para calon pendaftar yang berminat mendaftar ke universitas-universitas di sana. Menurut pengalaman saya, pengumumannya akan diberikan sekitar 2 minggu setelah berkas masuk. LOA akan dikirim melalui email beserta berbagai macam isi-isi pemanis LOA seperti asuransi, housing, dll.

Saya dulu mendaftar ke NCL untuk mendaftar beasiswa Chevening, sayangnya Chevening memanggil saya untuk test pun tidak, pupus sudah harapan ketemu Alan Shearer.

Jurusan yang saya daftar cukup jauh dari background kuliah saya (saya lulusan teknik pertambangan dan jurusan yang saya daftar berhubungan dengan energy terbarukan).

Sampai beberapa minggu lalu saya masih mendapat email yang meminta saya untuk segera mendaftar ulang di sana. Tapi apa daya, duit pun tak punya buat mendaftar.


2. Australia

Sebagai informasi awal, saya mendaftar ke universitas di Australia menggunakan agen yang singkatannya mirip sama artis yang kurang booming beberapa tahun belakangan.

Saya waktu itu berencana mengikuti jejak ketua angkatan terbaik saya ke University of Queensland, beliau menyarankan saya untuk mengurus di agen tersebut karena selain gratis (jasanya sudah include dalam tuition fee dan biaya-biaya lain), semua akomodasi akan diurus oleh mereka.

Sebenarnya pendaftaran kuliah di Australia dan Inggris hampir mirip karena LOA cenderung mudah untuk didapat. Yang sulit didapat adalah nilai minimal IELTS mereka bagi otak saya yang kurang suka dengan bahasa manusia, lebih senang menggunakan bahasa hati.

Saya diminta untuk mengumpulkan berkas-berkas asli dari beberapa dokumen antara lain:
  1. Passport
  2. Ijazah (Bahasa dan terjemahan)
  3. Transkrip Inggris (mereka minta yang belum ada capnya)
  4. Curriculum Vitae
  5. Surat Rekomendasi (yang dulu saya pakai adalah surat rekomendasi yang didapat setelah keluar dari pekerjaan terakhir)
  6. IELTS (kalau sudah ada)

Dokumen-dokumen ini langsung dibawa ke kantornya untuk langsung di legalisir oleh mereka sendiri. Saya juga diminta untuk mengirimkan uang AUD 100 untuk pendaftaran.

Ada hal yang penting jika ingin mendaftar kuliah lewat agen ini, saya sarankan untuk melakukan pendaftaran apapun saat agen tersebut melakukan pameran pendidikan (yang frekuensinya cukup sering) karena saat pameran itu setiap uang pendaftaran dapat di-waive sehingga pendaftar tidak perlu mengeluarkan uang tersebut untuk pendaftaran. Kalau ingin mendaftar saat pameran, bawa dokumen-dokumen yang saya sebutkan sebelumnya ditambah dokumen lain yang memperkuat posisi pelamar untuk diterima (misal pernah jadi astronot atau pernah jadi pembicara di seminar NASA).

Harusnya LOA akan keluar sekitar 1 bulan tetapi saya sempat merasakan sampai 2 bulan baru rilis kalau tidak salah. Sampai sekarang saya masih dikejar oleh agen karena masih menggantungkan posisi penerimaan saya.


Conditional LOA dari University of Queensland

Karena saya waktu itu belum mengambil IELTS, maka dari itu saya diberikan LOA Conditional dengan syarat IELTS yang ternyata setelah saya ambil tesnya nilainya tidak sampai dan sempat membuat semangat saya turun untuk melanjutkan langkah.

Setelah menemukan penggantinya, saya akhirnya move-on mengejar pencarian yang ketiga.

3. Jerman

Menurut saya, mencari LOA yang ketiga inilah yang paling seru dibanding yang lain karena kalau yang lain pendaftarannya bisa kapan saja dan prosesnya cukup mudah.

Pendaftaran kuliah di Jerman sangat strict, berikut beberapa alasannya:
  1. Aplikasi hanya akan diperiksa setelah deadline periode tersebut
  2. Apabila latar belakang pendidikan dinilai tidak sesuai dengan kriteria mereka maka akan langsung ditolak
  3. Banyak yang ditolak karena berbagai alasan dari cerita di berbagai macam sumber

Tapi bukan Obi namanya kalau kurang PD, saya hanya fokus mendaftar di RWTH Aachen salah satu universitas teknik terbaik di Jerman. Saya tidak mempersiapkan cadangan di universitas Jerman lainnya karena mata kuliahnya yang kurang saya senangi dan di RWTH ini sangat menarik mata kuliahnya, seperti saya memperdalam ilmu eksplorasi saya.

Tidak seperti universitas Australia dan Inggris, mendaftar kuliah di Jerman biasanya perlu mengirimkan berkas ke Jerman secara langsung bukan dengan online (walaupun ada yang meminta secara online saja). Aplikasi online hanya membantu awalnya saja, karena mereka biasanya meminta tandatangan langsung pendaftar untuk dimintai suatu pernyataan. Setelah berjibaku dengan google translate sana-sini akhirnya dokumen-dokumen pun dapat saya lengkapi.

Untuk ke RWTH Aachen, berkas-berkas yang diminta antara lain:
  1. Lembar aplikasi dari website yang sudah ditandatangani
  2. Curriculum vitae berbentuk tabular (yang membuat saya merombak CV saya)
  3. Motivation letter
  4. Sertifikat bahasa
  5. Kopi ijazah yang sudah dilegalisir
  6. Transkrip akademik
  7. Module description (isinya silabus dari perkuliahan yang pernah  diambil, saya memberikan yang prodi saya pernah buat dalam bahasa inggris dengan beberapa revisi sendiri oleh saya)

Supaya menambah kemungkinan saya diterima saya juga melampirkan SKHUN SMA saya yang telah diterjemah tersumpahkan.

Semua persyaratan di atas saya masukkan ke dalam amplop tanpa diberikan map/folder dan hanya diberikan paper clip tanpa di-hecter. Selanjutnya, persyaratan tersebut saya kirim melalui Pos Indonesia menggunakan jasa EMS yang bisa sampai dalam waktu 2 minggu kurang (harganya waktu itu sekitar 300 ribuan lebih). Saya mendaftar untuk Wintersemester (Oktober) dan sudah mengirimkan berkasnya dari bulan Desember akhir, sayangnya deadline-nya masih bulan Maret dan akhirnya saya hanya bisa berharap-harap cemas.

Akhirnya bulan Mei hari kerja pertama saya mendapatkan kabar bahwa saya diterima menjadi mahasiswa program master untuk Applied Geoscience di RWTH Aachen.


Zulassung dari RWTH Aachen

Sekedar menambahkan, ada beberapa universitas di Jerman yang meminta pengurusan pendaftaran ini dilakukan lewat Uni-Assist. Karena saya belum mengalami secara langsung saya tidak menjelaskan lebih panjang lagi.

Saran saya secara garis besar adalah:
  1. Cari tempat kuliah yang terbaik dan cocok dengan latar belakang pendidikan teman-teman
  2. Kumpulkan dokumen-dokumen yang saya sebukan dari jauh-jauh hari dan cicil sebisa mungkin kalau memang sibuk
  3. Banyak-banyak berdoa dalam tahap ini karena yang tahu bakal diterima atau tidak hanya Tuhan dan yang menilai aplikasi kita
  4. Kalau gagal di salah satu tempat, langsung putar otak dan cari celah sebaik-baiknya supaya bisa tetap berjalan walaupun mesti sulit


Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi teman-teman. Jikalau ada yang ingin ditanyakan bisa langsung ke saya. Saya terima segala masukan, kalau ada, demi kebaikan bersama.

Jangan lupa mampir ke laman yang membahas tentang seleksi LPDP dan mengurus visa ke Jerman juga ya.


Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Referensi:

Kamis, 05 Mei 2016

LPDP - Seleksi (Bagian 2 - Pendaftaran dan Seleksi LPDP)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pada kesempatan ini saya ingin melanjutkan tulisan saya sebelumnya tentang apa itu LPDP dan apa saja programnya. Langsung saja saya akan membagikan beberapa pengalaman saya mengenai proses seleksi beasiswa LPDP khususnya Magister, Doktoral dan Dokter Spesialis.

Saya akan membagi proses ini menjadi beberapa bagian:
1. Pendaftaran
2. Seleksi Administrasi
3. Seleksi Substansi
        a.  Wawancara
        b.  Esai di tempat
        c.  LGD

4. Pengumuman Kelulusan

Bagian 1, Pendaftaran.

Tahap ini adalah yang paling sulit dari seluruh tahap, karena selain mengumpulkan dokumen-dokumen yang paling penting dari proses ini adalah mengumpulkan NIAT. Yap, niat. Dokumen-dokumen itu kalau niat dan dibawa santai satu hingga dua minggu sudah bisa lengkap semua, tapi niat ini yang paling sulit untuk dibulatkan.

Niat yang kuat saja ternyata tidak cukup untuk mendaftar dan diterima menjadi pendaftar beasiswa LPDP, namun VISI atau kalau bahasa umumnya adalah mimpi besar. Saya kurang senang dengan istilah mimpi karena mimpi cenderung hanya sebatas angan-angan sedangkan visi mempunyai kekuatan dalam menggerakkan diri untuk mewujudkannya.

Saya sempat kehilangan niat saya mendaftar LPDP ini dikarenakan nilai IELTS saya untuk mendaftar universitas tujuan awal saya (bukan syarat buat LPDP lho ya) masih ada yang kurang. Jujur, ini sempat membuat saya kehilangan arah. Lalu saya pelan-pelan merajut asa lagi, pelan-pelan semakin mendekatkan diri dengan Yang Maha Pemberi Petunjuk, dan akhirnya jalan itu terbuka kembali.

Saya pertama kali ingin mendaftar ke University of Queensland (UQ), dengan nilai IELTS saya yang masih kurang itu, Alhamdulillah, saya diberi petunjuk untuk menemukan universitas lain yang tidak kalah baik dengan UQ tersebut yaitu RWTH Aachen. Bagi yang belum tahu, RWTH Aachen adalah almamater presiden ketiga kita dan ternyata kampus ini juga almamater dari banyak dosen saya di kampus. Saya melihat celah yang diberikan RWTH ini yang dapat menerima mahasiswa dengan program menggunakan Bahasa Inggris dan mensyaratkan IELTS yang tidak terlalu tinggi.

Melihat peluang ini, saya berkorespondensi dengan staf RWTH di sana untuk memastikan program tersebut dan akhirnya niat dan kepercayaan diri saya kembali bangkit dari yang sempat turun sebelum keluar dari pekerjaan saya (curcol).

Visi, kalau visi kalian hanya untuk mendapat gelar S2 jangan ajukan pendaftaran kalian. Belajar banyaklah dari pengalaman orang-orang di sekitar, bacalah banyak buku pengetahuan, temukan visi mulia yang mengharuskan untuk mengambil jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Setelah niat, tekad, dan visi ini terkumpul (dengan mencicil dokumen tentunya) kumpulkan dokumen yang diperlukan untuk persiapan di upload. Saya membuat esai-esai yang disyaratkan hanya 2 minggu sebelum penutupan seleksi periode tersebut. Membuat SKCK di Polres juga satu hari bisa selesai. Surat keterangan sehat dan bebas narkoba saya buat di RSUD kota saya, sayangnya untuk bebas TBC diperlukan waktu sekitar 3 hari karena menunggu hasil rontgen terlebih dahulu. Yang terkadang mengganjal adalah surat izin dari atasan dan surat rekomendasinya, karena sangat bergantung dari atasan atau kalau dalam kasus saya adalah dosen saya. Dengan diberikan pengertian dari jauh-jauh hari, biasanya motivasinya adalah sudah dekat deadline, surat-surat ini bisa terkumpul. Membuat surat pernyataan juga hanya tinggal ganti nama dan tandatangan.

Untuk format dari esai dan beberapa surat ada di buku panduan pendaftaran beasiswa LPDP yang saya cantumkan tautannya di bawah blog ini.

Dokumen sudah lengkap? Sekarang saatnya mendaftar di website pendaftaran beasiswa. Saya tidak akan terlalu membahas teknis penggunaan webnya karena di sana ada booklet cara pengisian malah ada booklet pendaftaran beasiswa yang saya pake buat bahan contekan blog ini.

Intinya masukkan seluruh dokumen yang dibutuhkan sehingga tulisan di bagian status tertulis hijau atau sudah diunggah. Esai tinggal dikopikan ke bagian yang tersedia dan diatur-atur sedikit margin dan yang lain-lain. LOA tidak wajib disertakan dalam pendaftaran tetapi akan mempengaruhi penilaian.

Lembar Kendali di bagian status www.beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id

Ternyata ada sedikit perbedaan dalam pengisian dibanding jaman saya mendaftar yaitu prodi tujuan dipilih dari daftar yang ada, kalau dulu saya langsung ketik nama prodinya. Tetapi menurut saya tidak terlalu banyak berpengaruh.

Setelah semua di submit, langsung print formulir pendaftaran. Sisanya hanya tinggal menunggu, berharap dan berdoa supaya diloloskan dalam seleksi administrasi.

Jadi, tips dari saya mengenai proses di tahap ini adalah:
  1. Niat, tekad dan visi. Setelah semua terkumpul, tumpahkanlah semuanya ke dalam setiap esai yang diminta. Esai pasti akan berbeda jika hal-hal tersebut belum terkumpul dengan sempurna.
  2. Jangan (terlalu) mepet untuk mengurus dokumen. Kasus saya di atas adalah khusus karena persyaratan yang belum saya siapkan hanyalah sebatas persyaratan yang cenderung cepat untuk diselesaikan. Dokumen seperti rekomendasi dan legalisir ijazah dan transkrip akademik yang mengharuskan untuk keluar kota (seperti saya) sebaiknya siapkan dari jauh-jauh hari.
  3. Siapkan LOA, demi kesempatan yang lebih baik dan mempunyai daya banding lebih tinggi saat wawancara dibandingkan dengan yang belum punya.
  4. Jangan mengumpulkan (submit) dokumen online mepet dengan deadline karena biasanya beban server pendaftaran akan besar saat-saat mendekati deadline.


Bagian 2, Seleksi Administrasi

Pada bagian ini teman-teman hanya bisa berharap dan berdoa supaya dilancarkan karena teman-teman hanya menunggu pengumuman kelanjutan proses seleksi. Beberapa hal yang membuat gagal di bagian ini adalah kelengkapan dan keaslian dokumen. Saya pernah mendengar ada pendaftar seleksi yang memalsukan dokumen sertifikat Bahasa Inggrisnya. Jika dari tahap ini saja sudah mulai untuk berbuat curang, bagaimana orang itu bisa mewujudkan misi LPDP?

Pengumuman akan diberikan lewat email, daftar nama yang lolos seleksi akan diberikan di sana. Jadi yang mau kepo-kepoan bisa lewat sana. Lalu aka nada email selanjutnya yang menerangkan jadwal dan tata cara seleksi substantif. Print kartu peserta tersebut untuk dibawa saat seleksi yang telah dijadwalkan.

Jadwal sudah ada, tinggal persiapan mematangkan seleksi selanjutnya.

Bagian 3, Seleksi Substantif

Sebelum seleksi ini dimulai, ada baiknya jauh-jauh hari sudah menyiapkan diri dengan banyak membaca berita-berita populer yang hangat diperbincangkan. Pastinya bukan berita dari goal.com atau kompas.com bagian olahraga ya.. Diharapkan dengan membaca-baca inilah wawasan akan bertambah dan kemungkinan untuk “bercerita” saat membuat esai dan LGD menjadi lebih baik dan berbobot.

Oke, sekarang masuk ke sub bagian a yaitu wawancara.

Wawancara akan dilakukan sesuai program yang akan diambil jadi yang programnya ke luar negeri akan menggunakan bahasa inggris (atau kalau beruntung seperti saya menggunakan Bahasa Indonesia 95%, uhuk..).

Wawancara setiap orang adalah unik, tidak ada patokan pasti dalam durasi serta isi. Sebaiknya datang 1 jam sebelum karena sesuai pengalaman teman saya, dia dijadwalkan wawancara jam 9 tetapi mulai wawancara bisa jam 7.30 karena hal-hal lain misal ada peserta yang tidak hadir.

Wawancara pastinya akan membahas apa yang ditulis di dalam esai serta latar belakang dari peserta. Ada beberapa yang membahas pengetahuan umum mengenai biang studi peserta. Bisa juga ada pembahasan tentang pandangan calon tentang hal-hal yang berkenaan dengan negara.

Kalau kata teman saya, LPDP mencari orang-orang yang akan menjadi profesional di bidangnya dan juga bibit-bibit pemimpin untuk masa depan.

Satu hal yang harus dilakukan, JANGAN BOHONG. Menjadi salah itu boleh dan langsung bisa memperbaiki, tetapi kalau berbohong adalah sesuatu yang tidak dapat ditolerir.

Jadi, intinya dalam wawancara ini adalah:
1. Jadilah diri sendiri
2. Jadilah orang yang berpikiran terbuka
3. JANGAN BOHONG

Lanjut ke sub bagian b, Esai di tempat.

Esai di tempat biasanya dijadikan satu rangkaian dengan LGD sehingga kelompoknya akan tidak jauh berbeda. Mulai periode 1 tahun 2016, Esai di tempat dan LGD dilaksanakan sesuai program luar negeri atau dalam negeri dan bahasa yang digunakan akan bersesuaian dengan programnya tersebut.

Esai di tempat membahas tentang wawasan dan tanggapan calon dengan sebuah kasus dan diminta untuk menumpahkan idenya ke dalam sebuah esai. Saran saya, esai seperti test IELTS sangat membantu saya dalam membentuk struktur kalimat dalam esai kali ini. Sebaiknya tidak ada pendapat yang mengambang di dalam esai tersebut.
Lakukan saja esai ini dan berikan yang terbaik.

Lanjut lagi ke sub bagian c, Leaderless Group Discussion.

Yap, ini leaderless. Jadi diharapkan tidak ada yang terlalu menonjol dalam pembahasan suatu topik (menurut saya lho ya).

Kadang ada beberapa grup yang seperti men-setting keadaan dalam diskusi sebelum diskusi di mulai. Saran saya, abaikan. Karena pengalaman saya, orang yang merencanakan ini malah tidak lolos.

Nanti teman-teman akan diberikan suatu kasus dan diminta untuk membahasnya. Saya waktu itu hanya mendapat 2 atau 3 kali kesempatan berbicara dan itupun tidak terlalu panjang. Karena saya laki-laki dari jurusan teknik oleh karena itu saya kurang suka untuk bertele-tele dan langsung ke pokok permasalahan. Jangan terlalu dominan di diskusi ini, diharapkan dengan pendapat kalian dapat menjadi suatu solusi yang baik untuk diskusi ini. (NB: orang yang berbicaranya panjang sekali di kelompok saya setahu saya juga tidak lolos)

Selesai LGD maka rangkaian seleksi substantive pun berakhir. Seleksi substatif ini biasanya memakan waktu sekitar 1-3 hari tergantung jadwal yang didapat.

Lalu masuk ke tahap paling menegangkan dalam seleksi, bagian 4 pengumuman kelulusan.

Jeng.. Jeng.. Jeng..

Setelah rangkaian seleksi substantif di berbagai daerah selesai, tidak lama kemudian akan diumumkan hasil seleksinya. Pengumuman seleksi hanya diberikan melalui email atau website dan tidak diberikan Surat Keputusannya. Jika tiba-tiba ada email masuk bertuliskan LPDP, jangn lupa berdoa sebelum membukanya. Jika tertulis bahwa kalian lolos seleksi maka kalian resmi menjadi calon penerima beasiswa dari LPDP. SELAMAT!!! Nikmatilah masa-masa indah Pra-PK dan PK kalian nantinya.

Bagi yang belum ditakdirkan untuk dapat beasiswa ini, jangan kecewa karena masih ada 1 kali kesempatan lagi untuk mengikuti seleksi ini.

Saran saya supaya dilancarkan dalam seleksi adalah:
1. Banyak-banyak berbuat baik kepada orang lain
2. Banyak-banyak mendekatkan diri kepada Yang Maha Berkehendak
3. Berusaha yang terbaik

Foto dari Jonas tuh, pake di-sotosop dulu..

Semoga tulisan saya ini bermanfaat untuk teman-teman. Seneng banget akhirnya datang lagi semangat buat nulisnya. Semoga nanti setelah berangkat bisa disempatkan banyak menulis dan berbagi ke teman-teman semuanya. Maaf jika banyak salah dalam tulisan ini, yang ingin memberikan saran dan kritiknya saya tunggu ya. Yang minat di-japri aja. *wink

Tetaplah semangat dan terus berharap.
Karena harapan adalah sumber kehidupan..

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Referensi: