Assalamualaikum
Wr. Wb.
Alhamdulillah
sempet buat ngisi blog ini lagi di samping kegiatan "kerja" saya
(Alhamdulillah udah dapet kerja di salah satu kontraktor tambang, cerita
perjuangannya udah ada di sini)
.
Kali ini
saya mau lanjutin cerita perjalanan saya yang tertunda hampir 1 tahun. Perjalanan di Singapore!!!
Akhirnya
kesampean juga ngelanjutin bikin blog ini. Meneruskan catatan perjalanan
sebelumnya dari Kuala Lumpur, saya melanjutkan perjalanan saya ke Singapura.
Transportasi yang dapat digunakan untuk sampai Singapura dari Kuala Lumpur pun
bermacam, mulai dari bus, kereta, pesawat komersial, helicak pun juga bisa
digunakan kalau punya. Saya memilih menggunakan bus untuk pergi ke Singapura
karena tarifnya yang murah dan biar feeling
traveler-nya lebih terasa.
Untuk
mencari bus dari Kuala Lumpur ke Singapura paling mudah ialah mencari dari
Terminal Bersepadu Selatan (TBS), yang sesuai namanya berada di sebelah selatan
kota Kuala Lumpur. Untuk mencapai TBS ini dapat menggunakan berbagai macam moda
transportasi pula. Kalau bingung, “kok nggak ada nama Terminal Bersepadu
Selatan di stesen LRT maupun Komuter”, tenang. Setelah saya selidiki, ternyata
TBS ini bisa didatangi dengan menuju ke arah Bandar Tasik Selatan. Tinggal
lihat peta transportasi yang kemarin saya pernah berikan, lalu rencanakan
perjalanan kalian.
Sesampainya
di TBS, saya terpukau dengan terminal bus yang layaknya sebuah Bandara. Bersih,
modern, keren lah pokoknya. Beda jauh dari Terminal Lebak Bulus maupun Pulo
Gadung. Yang saya senang dari pelayanan di sini ialah pembelian tiket bus di
sini telah terintegrasi. Jadi saat saya bilang mau pergi ke Singapura, mereka
akan memberikan pilihan-pilihan tujuan di Singapura-nya maupun harganya. Saya
pesan bus yang tercepat berangkatnya dan murah, AeroBus. Kira-kira dengan
seharga 120 ribu rupiah sudah dapat sampai di daerah Golden Mile Complex, tidak
jauh (bagi saya) dari penginapan saya di daerah Bugis. Oke, tiket sudah didapat
lalu turun 1 tingkat ke platform keberangkatan. Terminal keberangkatannya pun
sudah seperti Bandara di Indonesia, nyaman, teratur, dll lah. Pada waktu yang
telah ditentukan, bas pun berangkat.
Tiket Bus
di TBS
Mejeng
di dalam terminal yang gaul
Tujuan
akhir kami adalah Golden Mile Complex, tetapi sebelum sampai Singapura bus ini
sempat sempat menurunkan penumpang (selain buat imigrasi) di dekat Universiti
Teknik Malaysia dan di Terminal Larkin. Kedua tempat ini berada di Johor Bahru
(JB), setengah jam perjalanan ke perbatasan Singapura – Malaysia. Akhirnya sampailah
kami di Imigrasi Malaysia, kalau bingung harus kemana-mananya prinsipnya satu,
ikutlah arus yang ada. Siapkan paspor Anda, hapalkan kendaraan Anda (bentuk dan
nomer kendaraannya). Kalau keluar Malaysia sepertinya tidak terlalu strict
dalam mengeluarkan bagasi dari bus. Setelah lewat di sini lalu turun ke tempat
tunggu busnya, dan segera samperin busnya. Dan bus pun berlanjut ke Woodlands,
imigrasi Singapura.
Nyebrang
Selat Singapura-Malaysia
Di
Woodlands, kami dianjurkan untuk membawa semua bagasi kami. Seperti biasa, ikut
arus yang ada. Nah, sebelum masuk ke bagian yang pengecapan itu HARUS mengisi
kartu imigrasi yang disediakan di sebelah kanan setelah masuk ruangan utama
itu. Masuk ke bagian imigrasi, tanya-tanyain pertanyaan standar, nanti sobekan
kertas imigrasinya dikembalikan buat disimpan dan di ambil pas mau pulang. Lalu
naik bus lagi, dan sampailah kami di Golden Mile Complex. Perjalanan kami
memakan waktu 6 jam, karena penumpang lain pada ilang-ilangan. Harusnya paling
cepat bisa hanya 4 jam perjalanan.
Seturunnya
dari bus, kami menuju ke Hostel dengan berjalan kaki. Setengah jam waktu yang
dibutuhkan oeh kami untuk sampai di Hostel kami, Cozy Corner Backpacker. Di
sana kami check in dan bersih-bersih diri dulu, setelahnya kami melanjutkan
jalan-jalan kami ke Patung Merlion.
Hari – 1 :
Singapura, Merlion dan sekitarnya
Beruntung,
hostel kami berada di seberang Bugis Junction yang merupakan sebuah Mall dan
juga jalan masuk ke MRT Bugis. Jadi kalau mau jalan-jalan naik MRTnya dekat.
Dari Bugis, kami mau ke arah Raffles Place. Sistem pembayaran MRT di Singapura
ini sudah canggih, ada 2 tiket yang bisa digunakan untuk naik MRT ini.
Jenis 1:
Standar Card
Jenis ini
kayak kartu kertas biasa dimana mesti deposit 0,1 SGD untuk kartunya.
Kelebihan: Depositnya murah
Kekurangan: Mudah rusak, hanya 5x pakai (sisa deposit bisa dikembalikan
setelah pemakaian ketiga), tidak bisa digunakan selain di MRT, setiap naik MRT
harus diisi (macem token di Malaysia)
Jenis 2: EZ-Link dan 1 lg (tp saya lupa namanya apa)
Kelebihan: Kartunya setebal ATM, bisa berkali-kali pakai selama 5 tahun,
bisa digunakan selain MRT (macem Prepaid Card), tinggal tempel2 aja, diskon 15%
buat naik MRT (kalo g salah)
Kekurangan: harganya 5 SGD, sekali isi kartu minimal 10 SGD, minimum isi
kartu supaya bisa dipake 3 SGD
Silakan dipikir-pikir mana yang cocok buat kalian. Saya pilih EZ-Link
dan kartu ini juga bakal berguna di USS.
Keadaan di salah satu MRT Station di Singapura
Lanjut di Station MRT, tinggal tempel kartu, ngantri MRT, naik MRTnya,
turun deh di Raffles Place. Cari yang keluar ke Battery Road. Sekeluarnya dari
gedung langsung hadap kanan. Ketemulah si Singapore River yang terkenal itu.
FYI, konon di daerah inilah om Raffles turun di Singapura ini dan menjadikan
kota Singapura yang dulunya entah apa-apa menjadi salah satu kota persinggahan
kapal yang ternama dan berkembang seperti sekarang ini.
Di sini ada berbagai spot foto yang menarik yaitu Cavenagh Bridge
(jembatan tua tapi artistik), The Fullerton Hotel, tempat mendaratnya Raffles
(nyebrang jembatan dulu). Setelah puas foto-foto di daerah ini, saya menuju
tempat foto utama di daerah ini, Merlion! Merlion terletak di seberang
Fullerton Hotel yang nyebrang Esplanade Road. Pokoknya klo udah liat patung
Singa Laut dan rame berarti udah bener jalannya.
Cavenagh Bridge
Dari sini bisa foto-foto sepuasnya, mau ke arah Merlion, Esplanade, sama
ke arah Marina Bay juga bisa. Di tempat ini saya menghabiskan waktu sekitar ½
jam buat menikmati malam di Singapura. Setelah capek kami balik ke Hostel lewat
jalan yang sama (takut nyasar malem-malem).
Fullerton Hotel Tempat
Raffles pertama kali merapat di Singapura
Mejeng bareng singa paling terkenal di Singapura
Hari – 2: Singapura, Universal Studio Singapore (USS)
Udah diceritain di sini ya..
Sentosa Resort World
Hari – 3: Singapura, Orchard Road – Istana Merdeka – Little India –
Mustafa Center - Bugis
Setelah tercengang-cengang ria dengan tontonan kelas dunia di USS kami
berencana untuk membeli oleh-oleh hari ini di Mustafa Center. Mustafa Center
ini berada di daerah Little India.
Tetapi sebelum ke daerah ini kami penasaran dengan jalan paling terkenal
di Singapura, Orchard Road (mungkin orang Indonesia aja sih yang bilang gitu). Kami
meluncur lah ke stasiun MRT Orchard, sampai di sana kami disuguhkan berbagai
macam mall-mall serta ada RS Elizabeth yg terkenal itu (terkenal g sih? anggep
aja terkenal). Kami berjalan ke arah stasiun Dhoby Ghaut, di pinggir jalan
orchard road ada Istana Park yang berada tepat di depan pusat pemerintahan
Singapura. Setelah puas jalan kaki, kami meluncur ke destinasi selanjutnya,
Little India. (gambar di orchard tidak banyak karena keadaan hujan gerimis).
Mejeng di Orchard Road (jangan perhatiin kaosnya, beda kok sama yg
dipake di Merlion :p)
Di Little India kami disuguhkan orang-orang bermuka India (kalau ketemu
orang muka jawa mungkin disebutnya Little Java). Kami berjalan menyusuri
Serangoon Rd menuju Mustafa Center. Sepanjang jalan ini kami disuguhkan ornamen-ornamen
khas India. Tidak begitu jauh berjalan kami sampai di Mustafa Center.
Mustafa Center itu semacam one-stop shopping place. Hampir semua barang
kebutuhan sehari-hari ada di sana, selain itu barang pecah belah, pakaian,
bahkan coklat untuk oleh-oleh juga dijual di sini. Sebelum saya ke Singapura,
saya pernah diberikan coklat oleh-oleh dari Mustafa Center, ternyata
coklat-coklat bertuliskan Mustafa Center ini biasanya berpromo (beli 2 gratis
1) jadi yang dulu merasa saya kasih no hard feeling ya. :D Di sini agak mahal
kalau mau cari oleh-oleh yang ada tulisan-tulisan Singapore nya.
Oleh karena itu, setelah itu saya bertolak kembali ke hostel, karena di
dekat hostel saya (Bugis) ada pasar yang menjual oleh-oleh dengan harga miring.
Ada gelas, gantungan kunci, baju-baju yang bertuliskan Singapore dengan harga
miring. Salah satu recommended place buat cari oleh-oleh ini di Bugis Market
(nggak salah dulu milih hostel di sini).
Mejeng di daerah Bugis
Salah satu hal lain yang saya suka dari daerah Bugis ini adalah lumayan
dekat dengan daerah Arab (Jl. Arab) yang menyediakan makanan-makanan khas timur
tengah. Martabak mutton-nya BOSS… Mantap! Nasi Briyani-nya… Sedap!
Nasi Briyani (biar nggak dibilang Hoax)
Saya agak sulit (bukan nggak ada) nyari makanan model begini di Jakarta.
Sayangnya makanan-makanan di sini harganya pake standar Singapura jadi terlihat
mahal sama kita yang standarnya Nasi Goreng cuma 10 rebu.
Hari – 4: Singapura - Bandung
Dengan berat hati, kami harus bertolak kembali ke tanah air. Kalau mau
pulang pake pesawat, untuk menuju Changi dapat menggunakan MRT ke Tanah Merah
dan melanjutkan ke Changi.
Kalau kata orang-orang, Changi salah satu bandara paling indah di Asia
Tenggara. Saya sih waktu masuk memang tercengang dengan fasilitasnya. Di sini
ada 3 terminal utama yang masing-masing dihubungkan dengan monorel khusus
airport (gratis). Di Changi juga dapat meminta refund GST barang-barang yang
telah dibeli di Singapura, jadi lumayan lah duitnya bisa beli nasi kuning depan
mess. Saya urus-urus boarding pass dan lain-lain serta imigrasi di sini. Dan
akhirnya saya kembali ke tanah air. Sampai jumpa lagi Singapura.. T_T
Sekian dulu blog saya tentang jalan-jalan di Singapura. Semoga
bermanfaat untuk teman-teman yang berencana mau travelling ke sana. Saran dan
kritiknya dinanti ya. Sampai ketemu di blog saya yang lain lagi..
Akhir kata,
“Perjalanan ribuan mil selalu dimulai dengan langkah pertama” – Lao Tzu
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tag: Travelling Singapura, jalan-jalan, Malaysia – Singapura, Merlion
Park, Bugis