Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Mumpung semangat menulis masih menggebu-gebu, saya ingin melanjutkan
pembahasan tentang topik yang saya bagikan yaitu tentang studi lanjut S2
khususnya. Selain beasiswa, tentunya mendapatkan universitas yang diinginkan
juga sangat penting karena kalau bukan diri sendiri yang mencari lembaga
beasiswa manapun tidak ada yang mencarikan universitas (kecuali
beasiswa yang sudah sepaket dengan
universitas contohnya turunan dari Erasmus Mundus).
Oke, untuk bisa masuk ke universitas idaman tentunya harus
mempunyai kunci terlebih dahulu dan kunci ini biasanya disebut dengan Letter of
Admission/Acceptance (LOA). Surat sakti itu adalah surat yang menyatakan bahwa
seseorang diterima untuk dapat melakukan studi di universitas tersebut. LOA ini ada 2
jenis yaitu Unconditional dan Conditional sehingga sesuai penamaannya
penerimaannya ada yang bersyarat (harus dipenuhi sebelum daftar ulang) dan tak bersyarat.
Untuk diketahui sebelumnya, saya sudah memegang 3 LOA dari 3
negara yang berbeda jadi cukup beragam nanti ceritanya. Kenapa punya 3 padahal
1 saja sudah cukup? Nanti akan saya ceritakan.
LOA saya berasal dari 3 negara yaitu Inggris (UK), Australia, dan
Jerman. Jadi, saya juga akan membagi pembahasan saya menjadi 3 bagian per
negara dan biasanya hampir semua universitas dari suatu negara memiliki kebijakan
yang mirip dalam seleksi calon mahasiswanya.
Langsung saja dimulai pembahasan pengejaran LOA ini.
1. Inggris
Saya sudah pernah mendaftar di Newcastle University (NCL),
saya berharapnya kalau saya kuliah di sana saya bisa ketemu sama Alan Shearer
tapi apa daya takdir berkata lain dan saya tidak mengambil kesempatan yang
diberikan oleh mereka.
Sebelum mulai mendaftar di satu universitas, pastikan
jurusan yang akan didaftarkan sudah sesuai dengan keinginan. Lalu jika sudah
dirasa sesuai (atau mungkin dibuat supaya biar sesuai di hati), langsung lihat
informasi bagian persyaratan pendaftaran. Mereka biasanya mensyaratkan IPK yang
di atas rata-rata (anggaplah IPK 3 sudah di atas rata-rata), lalu persyaratan
bahasa seperti minimal IELTS yang harus dicapai (kalau sudah pegang IELTS 9,5
saya kira sudah aman lah). Biasanya hal-hal inilah yang merupakan ganjalan
paling besar dalam setiap pendaftaran. Kalau sudah yakin bakal lolos, tahap
selanjutnya adalah mempersiapkan dokumen.
Oiya, pendaftaran yang saya lakukan ke NCL ini adalah tanpa
agen dan dilakukan secara online.
Dokumen-dokumen umum yang biasa diminta oleh universitas
antara lain:
- Ijazah (Bahasa Indonesia dan Inggris)
- Transkrip Akademik (Bahasa Indonesia dan Inggris)
- Curriculum Vitae
- Personal Statement / Motivation Letter (biasanya apa yang harus ditulis disebutkan dalam persyaratan)
- Surat Rekomendasi dari 2 orang yang dapat merepresentasikan teman-teman dengan baik.
- IELTS Test Result
- Passport
Karena pendaftarannya online, jadi sangat memudahkan sekali
bagi para calon pendaftar yang berminat mendaftar ke universitas-universitas di
sana. Menurut pengalaman saya, pengumumannya akan diberikan sekitar 2 minggu
setelah berkas masuk. LOA akan dikirim melalui email beserta berbagai macam isi-isi
pemanis LOA seperti asuransi, housing, dll.
Saya dulu mendaftar ke NCL untuk mendaftar beasiswa
Chevening, sayangnya Chevening memanggil saya untuk test pun tidak, pupus sudah
harapan ketemu Alan Shearer.
Jurusan yang saya daftar cukup jauh dari background kuliah
saya (saya lulusan teknik pertambangan dan jurusan yang saya daftar berhubungan
dengan energy terbarukan).
Sampai beberapa minggu lalu saya masih mendapat email yang
meminta saya untuk segera mendaftar ulang di sana. Tapi apa daya, duit pun tak
punya buat mendaftar.
2. Australia
Sebagai informasi awal, saya mendaftar ke universitas di
Australia menggunakan agen yang singkatannya mirip sama artis yang kurang
booming beberapa tahun belakangan.
Saya waktu itu berencana mengikuti jejak ketua angkatan
terbaik saya ke University of Queensland, beliau menyarankan saya untuk
mengurus di agen tersebut karena selain gratis (jasanya sudah include dalam
tuition fee dan biaya-biaya lain), semua akomodasi akan diurus oleh mereka.
Sebenarnya pendaftaran kuliah di Australia dan Inggris
hampir mirip karena LOA cenderung mudah untuk didapat. Yang sulit didapat
adalah nilai minimal IELTS mereka bagi otak saya yang kurang suka dengan bahasa
manusia, lebih senang menggunakan bahasa hati.
Saya diminta untuk mengumpulkan berkas-berkas asli dari
beberapa dokumen antara lain:
- Passport
- Ijazah (Bahasa dan terjemahan)
- Transkrip Inggris (mereka minta yang belum ada capnya)
- Curriculum Vitae
- Surat Rekomendasi (yang dulu saya pakai adalah surat rekomendasi yang didapat setelah keluar dari pekerjaan terakhir)
- IELTS (kalau sudah ada)
Dokumen-dokumen ini langsung dibawa ke kantornya untuk
langsung di legalisir oleh mereka sendiri. Saya juga diminta untuk mengirimkan
uang AUD 100 untuk pendaftaran.
Ada hal yang penting jika ingin mendaftar kuliah lewat agen
ini, saya sarankan untuk melakukan pendaftaran apapun saat agen tersebut
melakukan pameran pendidikan (yang frekuensinya cukup sering) karena saat pameran itu setiap uang pendaftaran
dapat di-waive sehingga pendaftar tidak perlu mengeluarkan uang tersebut untuk
pendaftaran. Kalau ingin mendaftar saat pameran, bawa dokumen-dokumen yang saya
sebutkan sebelumnya ditambah dokumen lain yang memperkuat posisi pelamar untuk
diterima (misal pernah jadi astronot atau pernah jadi pembicara di seminar
NASA).
Harusnya LOA akan keluar sekitar 1 bulan tetapi saya sempat
merasakan sampai 2 bulan baru rilis kalau tidak salah. Sampai sekarang saya masih
dikejar oleh agen karena masih menggantungkan posisi penerimaan saya.
Karena saya waktu itu belum mengambil IELTS, maka dari itu
saya diberikan LOA Conditional dengan syarat IELTS yang ternyata setelah saya
ambil tesnya nilainya tidak sampai dan sempat membuat semangat saya turun untuk
melanjutkan langkah.
Setelah menemukan penggantinya, saya akhirnya move-on
mengejar pencarian yang ketiga.
3. Jerman
Menurut saya, mencari LOA yang ketiga inilah yang paling
seru dibanding yang lain karena kalau yang lain pendaftarannya bisa kapan saja
dan prosesnya cukup mudah.
Pendaftaran kuliah di Jerman sangat strict, berikut beberapa
alasannya:
- Aplikasi hanya akan diperiksa setelah deadline periode tersebut
- Apabila latar belakang pendidikan dinilai tidak sesuai dengan kriteria mereka maka akan langsung ditolak
- Banyak yang ditolak karena berbagai alasan dari cerita di berbagai macam sumber
Tapi bukan Obi namanya kalau kurang PD, saya hanya fokus mendaftar
di RWTH Aachen salah satu universitas teknik terbaik di Jerman. Saya tidak
mempersiapkan cadangan di universitas Jerman lainnya karena mata kuliahnya yang
kurang saya senangi dan di RWTH ini sangat menarik mata kuliahnya, seperti saya
memperdalam ilmu eksplorasi saya.
Tidak seperti universitas Australia dan Inggris, mendaftar
kuliah di Jerman biasanya perlu mengirimkan berkas ke Jerman secara langsung
bukan dengan online (walaupun ada yang meminta secara online saja). Aplikasi online hanya membantu awalnya saja, karena mereka
biasanya meminta tandatangan langsung pendaftar untuk dimintai suatu
pernyataan. Setelah berjibaku dengan google translate sana-sini akhirnya
dokumen-dokumen pun dapat saya lengkapi.
Untuk ke RWTH Aachen, berkas-berkas yang diminta antara
lain:
- Lembar aplikasi dari website yang sudah ditandatangani
- Curriculum vitae berbentuk tabular (yang membuat saya merombak CV saya)
- Motivation letter
- Sertifikat bahasa
- Kopi ijazah yang sudah dilegalisir
- Transkrip akademik
- Module description (isinya silabus dari perkuliahan yang pernah diambil, saya memberikan yang prodi saya pernah buat dalam bahasa inggris dengan beberapa revisi sendiri oleh saya)
Supaya menambah kemungkinan saya diterima saya juga melampirkan
SKHUN SMA saya yang telah diterjemah tersumpahkan.
Semua persyaratan di atas saya masukkan ke dalam amplop
tanpa diberikan map/folder dan hanya diberikan paper clip tanpa di-hecter. Selanjutnya,
persyaratan tersebut saya kirim melalui Pos Indonesia menggunakan jasa EMS yang
bisa sampai dalam waktu 2 minggu kurang (harganya waktu itu sekitar 300 ribuan
lebih). Saya mendaftar untuk Wintersemester (Oktober) dan sudah mengirimkan
berkasnya dari bulan Desember akhir, sayangnya deadline-nya masih bulan Maret
dan akhirnya saya hanya bisa berharap-harap cemas.
Akhirnya bulan Mei hari kerja pertama saya mendapatkan kabar
bahwa saya diterima menjadi mahasiswa program master untuk Applied Geoscience
di RWTH Aachen.
Saran saya secara garis besar adalah:
- Cari tempat kuliah yang terbaik dan cocok dengan latar belakang pendidikan teman-teman
- Kumpulkan dokumen-dokumen yang saya sebukan dari jauh-jauh hari dan cicil sebisa mungkin kalau memang sibuk
- Banyak-banyak berdoa dalam tahap ini karena yang tahu bakal diterima atau tidak hanya Tuhan dan yang menilai aplikasi kita
- Kalau gagal di salah satu tempat, langsung putar otak dan cari celah sebaik-baiknya supaya bisa tetap berjalan walaupun mesti sulit
Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi teman-teman. Jikalau
ada yang ingin ditanyakan bisa langsung ke saya. Saya terima segala masukan, kalau
ada, demi kebaikan bersama.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Referensi: